A. Hakikat Perencanaan Pembelajaran Matematika
Rencana merupakan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan Perencanaan merupakan suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan.
Rencana pembelajaran yang dirancang ini nantinya merupakan arah bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal. Tentu saja dalam penyusunan rencana pembelajaran ini, guru harus tetap mempertimbangkan kemampuannya sebagai pelaksana pembelajaran dan kebutuhan siswa sebagai peserta belajar. Dengan demikian rencana pembelajaran matematika adalah rencana kegiatan operasional yang dirancang oleh guru yang berisi skenario tahap demi tahap tentang kegiatan matematika yang dilakukannya di kelas bersama siswa dalam satu kali tatap muka (pertemuan).
Di dalam rencana pembelajaran tersebut, standar kompetensi dan kompetensi dasar harus dijabarkan ke dalam indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber dan penilaian pembelajaran. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ini tentu
saja harus tetap mengacu kepada hakikat pembelajaran matematika yang menekankan penguasaan konsep dan algoritma di samping kemampuan memecahkan masalah, dan mengacu juga kepada prinsip-prinsip mempelajari matematika sebagai berikut: 1. Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau topik matematika didasarkan pada sub topik tertentu 2. Seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami sub topik pendukung atau prasyaratnya 3. Perbedaan kemampuan antarsiswa dalam mempelajari atau memahami suatu masalah ditentukan oleh perbedaan penguasaan sub topik prasyaratnya. 4. Penguasaan topik baru oleh seorang siswa tergantung pada topik sebelumnya. B. Ciri-Ciri Perencanaan Pembelajaran Matematika 1. Ilmiah Keseluruhan materi baik fakta, konsep, prinsip, dan operasi berikut kegiatan yang menjadi muatan dalam rencana pembelajaran harus terjamin kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kesalahan materi di dalam penyusunan rencana pembelajaran walaupun hanya sedikit tidak akan dapat ditolensi. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam rencana pembelajarann sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Materi untuk siswa yang memiliki daya tangkap yang cepat tidak akan sama dengan materi untuk siswa dengan daya tangkap yang lambat. Begitupun materi untuk siswa yang mempunyai motivasi tinggi sebaiknya tidak sama dengan materi untuk siswa dengan motivasi yang rendah. 3. Sistematis Komponen-komponen rencana pembelajarann saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Kompetensi dasar disusun berdasarkan kepada standar kompetensi, dan indikator disusun berdasarkan kompetensi dasar. Materi, kegiatan, sumber belajar, dan alat penilaian disusun berdasarkan indikator pembelajaran. Penataan materi juga harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran matematika yang hirarkhis, kronologis, dan spiral. 4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel Keseluruhan komponen rencana pembelajarann dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, dan dinamika perubahan yang terjadi di sekolah, serta tuntutan masyarakat. 8. Menyeluruh Komponen rencana pembelajaran mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik). Ranah kognitif akan meliputi tingkat perkembangan intelektual (pengetahuan) siswa, ranah afektif meliputi tingkat aktivitas, sikap, minat, dan motivasi siswa, sedangkan ranah psimotorik meliputi kemampuan psikomotor (gerak) siswa (misalnya melukis, membuat alat peraga, dan lain-lain). Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa untuk memperoleh rencana pembelajaran yang sesuai dengan ciri-ciri di atas, guru harus mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya. Hal ini mengisyaratkan bahwa penyusunan rencana pembelajaran sebaiknya dilakukan secara mandiri oleh guru yang akan menggunakan rencana pembelajaran tersebut. C. Komponen-komponen Rencana Pembelajaran Matematika 1. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan pembelajaran matematika merupakan komponen yang paling penting di dalam rencana pembelajaran matematika, karena tujuan pembelajaran matematika mendasari hampir semua komponen lain di dalam rencana pembelajaran matematika Standar kompetensi matematika adalah standar kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil mempelajari matematika tertentu telah dicapai. Sedangkan kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kompetensi dasar ini merupakan rincian dari standar kompetensi. kompetensi dasar dijabarkan menjadi sejumlah indikator dan tujuan pembelajaran yang perumusannya diserahkan kepada guru masing-masing. Tujuan pembelajaran adalah tujuan operasional pembelajaran matematika dalam setiap kali pertemuan, sedangkan indikator adalah tolok ukur keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Rumusan tujuan harus menggunakan kata-kata kerja yang operasional. Contoh kata kerja operasional ranah kognitif adalah: menyebutkan, membedakan, menjelaskan, menggambar, menyimpulkan, dan sebagainya. Contoh kata kerja operasional ranah afektif adalah: menyetujui, menolak, meyakinkan, mengusulkan, menunjukkan, dan sebagainya. Contoh kata kerja operasional ranah psimotorik adalah: merancang, melukis, membuat, menggunakan, mengubah, mengkonstruksi, dan sebagainya. b. Rumusan tujuan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang ganda. c. Rumusan tujuan minimal memuat komponen peserta didik (boleh implisit) dan perilaku yang merupakan hasil belajar serta substansi materi. d. Rumusan tujuan harus dijabarkan dari kompetensi dasar. Perhatikan contoh berikut: Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya. Tujuan: “Siswa dapat membedakan jenis-jenis segitiga” Pada contoh di atas, kata kerja yang digunakan adalah membedakan. Kata kerja ini sudah operasional jika dipandang dari sudut bahasa. Pada tujuan juga sudah termuat substansi materi yaitu jenis-jenis segitiga, peserta didik yaitu siswa, dan perilaku yaitu membedakan. Namun rumusan tujuan di atas belum mengacu sepenuhnya pada kompetensi dasar, karena persyaratannya belum jelas. Akibatnya rumusan tujuan di atas dapat menimbulkan penafsiran yang ganda. Jenis segitiga yang ditinjau berdasarkan sudut-sudutnya tidak akan sama dengan jika ditinjau dari panjang sisinya. 2. Materi Pembelajaran Matematika Materi pembelajaran adalah materi pokok yang harus dipelajari siswa untuk dapat memiliki kompetensi dasar. Materi pelajaran ini dijabarkan dari kompetensi dasar. Jika kompetensi dasar dirumuskan dalam bentuk kata kerja, maka materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata benda, atau kata kerja yang dibendakan. Contoh: Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Menghitung keliling persegi dan persegi panjang • Keliling persegi • Keliling persegi panjang Setiap materi pembelajaran dijabarkan lebih lanjut ke dalam uraian materi pembelajaran atau lazim disebut uraian materi. Uraian materi ini harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan operasi.pengerjaan. a. Fakta Fakta adalah sembarang semufakatan dalam matematika. Fakta matematika meliputi istilah (nama), notasi (lambang), dan semufakatan. Misal: lambang “K “ untuk menyatakan keliling. b. Konsep Konsep adalah pengertian yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan/menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep dapat dibatasi dengan suatu ungkapan yang disebut definisi. Misalnya: konsep keliling persegi/persegipanjang. c. Prinsip Prinsip adalah rangkaian konsep beserta hubungannya. Umumnya prinsip berupa pernyataan yang disebut teorema, dalil, sifat-sifat atau langkah kerja. Misalnya: Rumus keliling persegi/persegipanjang. d. Operasi (Pengerjaan) Operasi dalam matematika adalah pengerjaan dan prosedur yang harus dikuasai siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi. Misalnya: Menentukan keliling persegi/persegipanjang. Berdasarkan fakta, konsep, prinsip, dan operasi (pengerjaan) ini, maka uraian materi dijabarkan dari materi pembelajaran matematika. Contoh: Materi Pembelajaran Uraian Materi Keliling persegi dan persegi panjang • Lambang Keliling • Pengertian keliling persegi dan persegipanjang • Rumus keliling persegi dan persegipanjang • Menentukan keliling persegi dan pesegipanjang Selanjutnya materi-materi ini disusun secara berurutan dengan pendekatan prosedural, hirakhis, dan kongkret ke abstrak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Potensi peserta didik Keseluruhan materi pembelajaran di dalam rencana pembelajaran sebaiknya dapat mengakomodasi keragaman potensi peserta didik. Peserta didik yang sebagian besar berpotensi dalam melukis sebaiknya diakomodir dengan materi-materi melukis. b. Relevan dengan karakteristik daerah Cakupan materi pembelajaran di dalam rencana pembelajaran sebaiknya memperhatikan karakteristik daerah. Materi-materi yang bernuansa daerah baik dalam pemberian ilustrasi dan penggunaan istilah akan menarik minat siswa untuk memperlajarinya. c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik Cakupan materi pembelajaran yang ada di dalam rencana pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Materi yang terlalu sukar atau terlalu luas bagi peserta didik, akan membuat peserta didik frustrasi dan tidak berminat untuk mempelajarinya. Begitupun sebaliknya, materi yang terlalu mudah akan membuat peserta didik menjadi bosan. d. Kebermanfaatan bagi peserta didik Keseluruhan materi di dalam rencana pembelajaran harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peserta didik. Manfaat yang dimaksud adalah untuk melanjutkan ke jenjang penididikan yang lebih tinggi atau untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. e. Struktur keilmuan Keseluruhan materi disusun ke dalam fakta, konsep, prinsip, dan operasi secara sistematis dengan mengacu kepada hakikat pembelajaran matematika yaitu dari yang kongkret ke yang abstrak, dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang mudah kepada yang sukar. Misalnya sebelum memanipulasi simbol-simbol (fakta-fakta), siswa terlebih dahulu harus memahami konsep-konsep f. Alokasi waktu Rencana pembelajaran disusun untuk satu kali pertemuan. Oleh karena itu, keluasan dan kedalaman materi harus disesuikan dengan alokasi waktu yang disediakan. 3. Sumber Belajar/Media Pembelajaran Di dalam penyusunan rencana pembelajaran matematika, guru harus mencantumkan sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan. Sumber belajar dapat berupa orang, buku referensi, atau lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sedangkan media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang dirancang secara khusus untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam menyusun sumber belajar matematika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, modul/buku untuk tujuan ranah kognitif, media audio visual untuk ranah psikomorik. b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik. Materi yang diduga sebagai materi yang sulit dipahami siswa hendaknya didemonstrasikan dengan menggunakan alat peraga atau media lainnya. Sebagai contoh, lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung, model-model bangun ruang untuk mengilustrasikan unsur-unsur bangun ruang. c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psimotorik siswa. Sebagai contoh, menggunakan benda-benda kongkret untuk menjelaskan penjumlahan bilangan bulat pada awal pembelajaran dan menggunakan gambar-gambar pada tingkat lanjutan. 4. Strategi/Langkah-langkah Pembelajaran Proses pencapaian tujuan pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan strategi/ langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti, dan penutup). Di dalam langkah-langkah pembelajaran ini harus tercermin metode yang digunakan berikut alokasi waktu pada setiap tahap serta harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan materi pembelajaran. Dengan demikian prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan strategi/langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sebagai contoh, apabila tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah menemukan konsep/prinsip, maka metode yang digunakan adalah penemuan. b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih harus dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik. Materi yang bersifat fakta dapat dipahami melalui contoh informasi tentang arti fakta tersebut, materi yang bersifat konsep dapat menggunakan pendekatan induktif, materi yang bersifat prinsip dapat melalui pendekatan induktif/deduktif, dan materi yang bersifat pengerjaan hendaknya didemonstrasikan melalui contoh-contoh. c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Strategi/langkah-langkah pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psimotorik siswa. Siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap pra operasional (6 – 7 tahun) hendaknya diajarkan dengan strategi peragaan langsung. d. Kelengkapan langkah-langkah dan kesesuaian dengan alokasi waktu Setiap langkah-langkah pembelajaran harus mencerminkan tahapan-tahapan pembelajaran yang lengkap (kegiatan awal, inti, dan penutup) disertai dengan alokasi waktu yang proporsional (kegiatan awal 5% – 10%, inti 70% – 80%, dan penutup 10% – 15%) 5. Penilaian Pembelajaran
saja harus tetap mengacu kepada hakikat pembelajaran matematika yang menekankan penguasaan konsep dan algoritma di samping kemampuan memecahkan masalah, dan mengacu juga kepada prinsip-prinsip mempelajari matematika sebagai berikut: 1. Materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau topik matematika didasarkan pada sub topik tertentu 2. Seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami sub topik pendukung atau prasyaratnya 3. Perbedaan kemampuan antarsiswa dalam mempelajari atau memahami suatu masalah ditentukan oleh perbedaan penguasaan sub topik prasyaratnya. 4. Penguasaan topik baru oleh seorang siswa tergantung pada topik sebelumnya. B. Ciri-Ciri Perencanaan Pembelajaran Matematika 1. Ilmiah Keseluruhan materi baik fakta, konsep, prinsip, dan operasi berikut kegiatan yang menjadi muatan dalam rencana pembelajaran harus terjamin kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kesalahan materi di dalam penyusunan rencana pembelajaran walaupun hanya sedikit tidak akan dapat ditolensi. 2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam rencana pembelajarann sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Materi untuk siswa yang memiliki daya tangkap yang cepat tidak akan sama dengan materi untuk siswa dengan daya tangkap yang lambat. Begitupun materi untuk siswa yang mempunyai motivasi tinggi sebaiknya tidak sama dengan materi untuk siswa dengan motivasi yang rendah. 3. Sistematis Komponen-komponen rencana pembelajarann saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Kompetensi dasar disusun berdasarkan kepada standar kompetensi, dan indikator disusun berdasarkan kompetensi dasar. Materi, kegiatan, sumber belajar, dan alat penilaian disusun berdasarkan indikator pembelajaran. Penataan materi juga harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran matematika yang hirarkhis, kronologis, dan spiral. 4. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7. Fleksibel Keseluruhan komponen rencana pembelajarann dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, dan dinamika perubahan yang terjadi di sekolah, serta tuntutan masyarakat. 8. Menyeluruh Komponen rencana pembelajaran mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik). Ranah kognitif akan meliputi tingkat perkembangan intelektual (pengetahuan) siswa, ranah afektif meliputi tingkat aktivitas, sikap, minat, dan motivasi siswa, sedangkan ranah psimotorik meliputi kemampuan psikomotor (gerak) siswa (misalnya melukis, membuat alat peraga, dan lain-lain). Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa untuk memperoleh rencana pembelajaran yang sesuai dengan ciri-ciri di atas, guru harus mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya. Hal ini mengisyaratkan bahwa penyusunan rencana pembelajaran sebaiknya dilakukan secara mandiri oleh guru yang akan menggunakan rencana pembelajaran tersebut. C. Komponen-komponen Rencana Pembelajaran Matematika 1. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan pembelajaran matematika merupakan komponen yang paling penting di dalam rencana pembelajaran matematika, karena tujuan pembelajaran matematika mendasari hampir semua komponen lain di dalam rencana pembelajaran matematika Standar kompetensi matematika adalah standar kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil mempelajari matematika tertentu telah dicapai. Sedangkan kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kompetensi dasar ini merupakan rincian dari standar kompetensi. kompetensi dasar dijabarkan menjadi sejumlah indikator dan tujuan pembelajaran yang perumusannya diserahkan kepada guru masing-masing. Tujuan pembelajaran adalah tujuan operasional pembelajaran matematika dalam setiap kali pertemuan, sedangkan indikator adalah tolok ukur keberhasilan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Rumusan tujuan harus menggunakan kata-kata kerja yang operasional. Contoh kata kerja operasional ranah kognitif adalah: menyebutkan, membedakan, menjelaskan, menggambar, menyimpulkan, dan sebagainya. Contoh kata kerja operasional ranah afektif adalah: menyetujui, menolak, meyakinkan, mengusulkan, menunjukkan, dan sebagainya. Contoh kata kerja operasional ranah psimotorik adalah: merancang, melukis, membuat, menggunakan, mengubah, mengkonstruksi, dan sebagainya. b. Rumusan tujuan harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang ganda. c. Rumusan tujuan minimal memuat komponen peserta didik (boleh implisit) dan perilaku yang merupakan hasil belajar serta substansi materi. d. Rumusan tujuan harus dijabarkan dari kompetensi dasar. Perhatikan contoh berikut: Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya. Tujuan: “Siswa dapat membedakan jenis-jenis segitiga” Pada contoh di atas, kata kerja yang digunakan adalah membedakan. Kata kerja ini sudah operasional jika dipandang dari sudut bahasa. Pada tujuan juga sudah termuat substansi materi yaitu jenis-jenis segitiga, peserta didik yaitu siswa, dan perilaku yaitu membedakan. Namun rumusan tujuan di atas belum mengacu sepenuhnya pada kompetensi dasar, karena persyaratannya belum jelas. Akibatnya rumusan tujuan di atas dapat menimbulkan penafsiran yang ganda. Jenis segitiga yang ditinjau berdasarkan sudut-sudutnya tidak akan sama dengan jika ditinjau dari panjang sisinya. 2. Materi Pembelajaran Matematika Materi pembelajaran adalah materi pokok yang harus dipelajari siswa untuk dapat memiliki kompetensi dasar. Materi pelajaran ini dijabarkan dari kompetensi dasar. Jika kompetensi dasar dirumuskan dalam bentuk kata kerja, maka materi pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kata benda, atau kata kerja yang dibendakan. Contoh: Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Menghitung keliling persegi dan persegi panjang • Keliling persegi • Keliling persegi panjang Setiap materi pembelajaran dijabarkan lebih lanjut ke dalam uraian materi pembelajaran atau lazim disebut uraian materi. Uraian materi ini harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan operasi.pengerjaan. a. Fakta Fakta adalah sembarang semufakatan dalam matematika. Fakta matematika meliputi istilah (nama), notasi (lambang), dan semufakatan. Misal: lambang “K “ untuk menyatakan keliling. b. Konsep Konsep adalah pengertian yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan/menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep dapat dibatasi dengan suatu ungkapan yang disebut definisi. Misalnya: konsep keliling persegi/persegipanjang. c. Prinsip Prinsip adalah rangkaian konsep beserta hubungannya. Umumnya prinsip berupa pernyataan yang disebut teorema, dalil, sifat-sifat atau langkah kerja. Misalnya: Rumus keliling persegi/persegipanjang. d. Operasi (Pengerjaan) Operasi dalam matematika adalah pengerjaan dan prosedur yang harus dikuasai siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi. Misalnya: Menentukan keliling persegi/persegipanjang. Berdasarkan fakta, konsep, prinsip, dan operasi (pengerjaan) ini, maka uraian materi dijabarkan dari materi pembelajaran matematika. Contoh: Materi Pembelajaran Uraian Materi Keliling persegi dan persegi panjang • Lambang Keliling • Pengertian keliling persegi dan persegipanjang • Rumus keliling persegi dan persegipanjang • Menentukan keliling persegi dan pesegipanjang Selanjutnya materi-materi ini disusun secara berurutan dengan pendekatan prosedural, hirakhis, dan kongkret ke abstrak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Potensi peserta didik Keseluruhan materi pembelajaran di dalam rencana pembelajaran sebaiknya dapat mengakomodasi keragaman potensi peserta didik. Peserta didik yang sebagian besar berpotensi dalam melukis sebaiknya diakomodir dengan materi-materi melukis. b. Relevan dengan karakteristik daerah Cakupan materi pembelajaran di dalam rencana pembelajaran sebaiknya memperhatikan karakteristik daerah. Materi-materi yang bernuansa daerah baik dalam pemberian ilustrasi dan penggunaan istilah akan menarik minat siswa untuk memperlajarinya. c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik Cakupan materi pembelajaran yang ada di dalam rencana pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Materi yang terlalu sukar atau terlalu luas bagi peserta didik, akan membuat peserta didik frustrasi dan tidak berminat untuk mempelajarinya. Begitupun sebaliknya, materi yang terlalu mudah akan membuat peserta didik menjadi bosan. d. Kebermanfaatan bagi peserta didik Keseluruhan materi di dalam rencana pembelajaran harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peserta didik. Manfaat yang dimaksud adalah untuk melanjutkan ke jenjang penididikan yang lebih tinggi atau untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. e. Struktur keilmuan Keseluruhan materi disusun ke dalam fakta, konsep, prinsip, dan operasi secara sistematis dengan mengacu kepada hakikat pembelajaran matematika yaitu dari yang kongkret ke yang abstrak, dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan dari yang mudah kepada yang sukar. Misalnya sebelum memanipulasi simbol-simbol (fakta-fakta), siswa terlebih dahulu harus memahami konsep-konsep f. Alokasi waktu Rencana pembelajaran disusun untuk satu kali pertemuan. Oleh karena itu, keluasan dan kedalaman materi harus disesuikan dengan alokasi waktu yang disediakan. 3. Sumber Belajar/Media Pembelajaran Di dalam penyusunan rencana pembelajaran matematika, guru harus mencantumkan sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan. Sumber belajar dapat berupa orang, buku referensi, atau lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Sedangkan media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang dirancang secara khusus untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam menyusun sumber belajar matematika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, modul/buku untuk tujuan ranah kognitif, media audio visual untuk ranah psikomorik. b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik. Materi yang diduga sebagai materi yang sulit dipahami siswa hendaknya didemonstrasikan dengan menggunakan alat peraga atau media lainnya. Sebagai contoh, lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung, model-model bangun ruang untuk mengilustrasikan unsur-unsur bangun ruang. c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psimotorik siswa. Sebagai contoh, menggunakan benda-benda kongkret untuk menjelaskan penjumlahan bilangan bulat pada awal pembelajaran dan menggunakan gambar-gambar pada tingkat lanjutan. 4. Strategi/Langkah-langkah Pembelajaran Proses pencapaian tujuan pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan strategi/ langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti, dan penutup). Di dalam langkah-langkah pembelajaran ini harus tercermin metode yang digunakan berikut alokasi waktu pada setiap tahap serta harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan materi pembelajaran. Dengan demikian prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan strategi/langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sebagai contoh, apabila tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah menemukan konsep/prinsip, maka metode yang digunakan adalah penemuan. b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih harus dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik. Materi yang bersifat fakta dapat dipahami melalui contoh informasi tentang arti fakta tersebut, materi yang bersifat konsep dapat menggunakan pendekatan induktif, materi yang bersifat prinsip dapat melalui pendekatan induktif/deduktif, dan materi yang bersifat pengerjaan hendaknya didemonstrasikan melalui contoh-contoh. c. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Strategi/langkah-langkah pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psimotorik siswa. Siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap pra operasional (6 – 7 tahun) hendaknya diajarkan dengan strategi peragaan langsung. d. Kelengkapan langkah-langkah dan kesesuaian dengan alokasi waktu Setiap langkah-langkah pembelajaran harus mencerminkan tahapan-tahapan pembelajaran yang lengkap (kegiatan awal, inti, dan penutup) disertai dengan alokasi waktu yang proporsional (kegiatan awal 5% – 10%, inti 70% – 80%, dan penutup 10% – 15%) 5. Penilaian Pembelajaran
0 komentar:
Posting Komentar